Monday, August 6, 2018

CANCER SURVIVOR

——
Diceritakan oleh Cha Martisa - Cancer Survivor
Ditulis oleh Binsar Nasution

Namaku Martisa, orang memanggilku Icha. Aku tinggal di Mataram bersama kakak dan ibuku. Aku bekerja sebagai tenaga honorer di salah satu instansi pemerintahan di Lombok Utara. Keluarga kami bukanlah keluarga yang berkecukupan.

Pada bulan September 2016 aku terdeteksi benjolan pada payudara yang mengharuskan operasi pengangkatan pada tanggal 5 Oktober 2016 setelah melalui 2 minggu rangkaian pemeriksaan. Hasil penelitian laboratorium dari benjolan yang diangkat tersebut menyatakan bahwa itu adalah TB Kelenjar dan tidak menular. Kemudian aku mendapatkan rujukan ke dokter paru untuk perawatan dan diharuskan mengkonsumsi obat TB selama 6 bulan tanpa terputus.

Empat bulan saat mengkonsumsi obat TB, masih ada rasa sakit di area bekas operasi sehingga akhirnya harus diperiksa ulang dengan 3x biopsi, tusuk jarum dan satu pemeriksaan lagi yang aku lupa apa namanya. Aku menerima vonis KANKER dari dokter berdasarkan semua hasil pemeriksaan tersebut. Bagaikan tersambar petir dan rasa sangat tidak percaya saat menerima vonis tersebut mengingat setahuku penyakit tersebut biasanya menyerang orang-orang yang berumur diatas 40 tahun. Banyak pertanyaan yang bermunculan di benak karena tidak ada garis keturunan keluarga kami yang mengidap kanker, apalagi aku belum memasuki rentan usia kanker. Meskipun dengan perasaan sangat hancur, aku ikhlas menerima cobaan Tuhan ini dan meyakini akan ada hikmah terbaik dibalik ini semua.

Aku mengikuti petunjuk dokter untuk proses pengobatan di rumah sakit dan tanggal 16 Maret 2017 harus menjalani operasi lagi.

Selama ini kakakku lah yang menjadi penyemangat dan selalu menemaniku menghadapi cobaan ini. Namun karena biaya pengobatan yang cukup fantastis bagi kami dan sudah cukup banyak materi yang terkuras karenanya, pada tanggal 26 April 2017 kakakku terpaksa dengan berat hati harus meninggalkanku untuk menjadi TKW di kapal pesiar Jerman demi biaya pengobatan dan kesembuhan adiknya. Meskipun sangat sedih ditinggal berpisah kakak tersayang yang selalu menyemangatiku selama proses pengobatan, tapi aku sangat bersyukur dikarunai seorang kakak yang sangat tulus dan bagaikan malaikat penolong bagiku.

Selesai operasi, pengobatan berlanjut dengan kemoterapi infus. Di saat inilah aku dikenalkan AIR PUTIH yang berbeda dengan air putih kebanyakan dan aku anggap itu sebagai AIR PUTIH AJAIB. Mereka menyebutnya KANGEN WATER.

Selama menjalani kemoterapi, aku rutin mengkonsumsi air ini yang kubeli dari seseorang di Mataram. Banyak perbedaan kondisi fisik yang kurasakan jika dibandingkan dengan teman-teman seperjuangan pengidap kanker lainnya sejak aku rutin mengkonsumsi kangen water selama menjalani kemoterapi.

Kondisi umum pasien setelah menjalani kemoterapi pertama biasanya rambut berguguran, wajah gosong, kuku menghitam, bulu tangan bahkan alis mata pun rontok, sariawan tidak sembuh-sembuh, bahkan ada teman seperjuangan yang kulitnya sampai terkelupas. Tidak sedikit yang terseok-seok bahkan tumbang setelah menjalani kemoterapi yang ke dua. Tapi alhamdulillah apa yang aku alami tidak separah itu dan bahkan kondisi fisikku jauh lebih baik dibanding mereka, meskipun aku sempat kehilangan rambut yang banyak orang bilang sebagai mahkota wanita.
Pengobatan kemoterapi ini harus aku jalani selama tujuh bulan setiap 21 hari.

Pada tanggal 21 November 2017 setelah uang terkumpul dari hasil bekerja kakak menjadi TKW di Jerman, kakakku memutuskan untuk membelikanku sebuah mesin kangen water karena kualitas dan manfaatnya akan lebih baik kalau aku minum langsung hasil dari mesinnya daripada harus terus membeli air ke orang lain. Keputusan ini kakak ambil tanpa ada seorang pun yang mengedukasinya tentang kandungan detail dari kangen water melainkan hanya keinginan agar adiknya sehat. Dengan bermodalkan google dan campur tangan Tuhan, alhamdulillah pada tanggal 23 Desember 2017 akhirnya kami memiliki dan membeli mesin dari seseorang yang tidak kami kenal sebelumnya. Kami mengenal mba Utty Honey Ivory & bang Binsar hanya lewat media sosial.

Baru 2 minggu sejak aku mengkonsumsi fresh kangen water langsung dari mesinnya di rumah, begitu banyak perbedaan yang aku alami dan bahkan aku merasakan kondisiku seperti tidak pernah mengalami sakit.

Dulu sebelum ada mesin mungil ini di rumah, bisa dibilang aku masuk kerja 1 hari dan besoknya hilang 1 minggu karena fisik yang lemah mengingat jarak rumah ke kantor cukup jauh. Tapi saat ini aku merasa kondisiku semakin prima dan hampir tidak pernah absen kerja lagi.
Pada kesempatan ini aku juga ucapkan terima kasih kepada bapak Sekban BKD Lombok Utara dan seluruh Kasubbag serta staf BKD & PSDM tempat aku bekerja, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil selama menjalani pengobatan.

Ada rasa berdosa kalau aku tidak bercerita pengalaman ini sementara begitu banyak orang berjuang melawan kanker. Aku hanya ingin semua orang terbuka pikirannya bahwa air sehat ini memiliki begitu banyak manfaat dan bukan hanya untuk kepentingan bisnis semata.

Kalau ada sahabat yang ingin mengenalku lebih jauh tentang pengalaman yang aku alami, dengan senang hati aku akan berbagi cerita dan silahkan menghubungiku lewat inbox.
Bismillah...

Bagaimanapun juga anda harus membayar untuk AIR MINUM anda.

Mataram, 28 Mei 2018
Icha - Cancer Survivor

#ChangeYourWaterChangeYourLife💦

No comments:

Post a Comment